Mei 31, 2012

VBAC


3,5 tahun yang lalu, saya hamil anak pertama. Saya selalu rajin memeriksakan diri ke dokter. Karena ini kehamilan pertama saya, saya berharap sekali untuk bisa melahirkan normal seperti yang mama saya alami pada saat melahirkan saya dan ketiga saudara kandung saya.
Waktu berlalu, tiba saat saya mengambil cuti di kehamilan usia minggu ke 38. Saya tidak mempunyai firasat apa-apa mengenai bagaimana cara saya melahirkan. Dalam benak saya, saya sehat dan yakin bisa melahirkan dengan normal. Namun kenyataan bicara lain.
Pada pemeriksaan minggu ke 40, DSOG saya menanyakan apakah saya sudah merasakan kontraksi, saya bilang belum, kemudian beliau melakukan pemeriksaan dalam yang kemudian menemukan bahwa kepala anak saya sangat jauh dr jalan lahir dan belum ada engaged ke panggul. Saya bingung, kemudian beliau mengusulkan utk Caesar, ditengah kekagetan saya saya menyetujui namun kemudian saya meminta waktu 3hr utk merangsang kontraksi
Setelah 3 hari berlalu tanpa meminta 2nd opinion ke dokter lain, saya kembali menemui DSOG saya di RS dimana jadwal persalinan SC saya sudah dijadwalkan. Saya yang sangat sehat dan fit berjalan dengan sadar untuk melakukan operasi Caesar. Satu hal yang sangat saya sesali, bahwa saya merasa capable untuk melahirkan normal, saya merasa sehat saya merasa bahwa toleransi saya terhadap rasa sakit sangat baik dan saya sangat mengenal tubuh saya. Dan kali ini saya menyerahkan kendali tubuh saya di atas meja operasi Caesar. Bukan hanya kehilangan kesempatan utk IMD, saya juga kehilangan moment ditemani suami saat sedang berjuang utk anak kami. Alhamdulilah, karena control yang baik thd emosi dan vitalitas tubuh saya plus anak saya yang dapat dengan mudah menyusu ditambah lagi kualitas asi saya yg tersuplai dengan baik, tidak ada masalah yang berarti pasca Caesar.
Banyak hal terlewati pada kehamilan pertama kemarin saya merasa kurang pengetahuan, kurang termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi anak dan diri saya sendiri. Alhamdulilah 3th berlalu dan saya diberikan kesempatan utk hamil lagi.
Kali ini saya berjanji, pada diri saya sendiri, pada janin saya, pada suami saya, untuk lebih memberdayakan diri dengan pengetahuan. Saya mau apabila Caesar lah jalan terbaik bagi saya utk melahirkan anak saya ke dunia ini, maka saya harus sadar dan tahu apa makna dibalik metode kelahiran itu.

Mei 24, 2012

KeJAKARTA-an

Terdampar di kantor yang jauh dari kota tempat tinggal bikin saya harus menyesuaikan banyak hal.
salah satunya harus menyesuaikan selera makan. di jakarta hampir semua jajanan yang saya kenal yang berasa sama sejak dr saya kecil. disini saya ketemu ada ketoprak pake timun, soto dimakan pake lontong, dsb. sebagian enak, sebagian lucu-aneh-gimana-gitu ^_^

salah duanya dalam hal pembahasaan diri. disini jarang banget denger gue-elo. biasanya aku-kamu, atau pake mbak-teteh. sementara saya di jakarta membiasakan memanggil siapapun dengan elo, dan membahasakan diri dipanggil dengan gw (eh?!) klo saya maksain teteup keukeuh sama ke jakartaan saya gini nih jadinya obrolan saya sama temen sekantor yang usianya sama persis sama saya:

Saya: Mbak anti nih ada telp dari supplir
Anti: dari supplier siapa mbak? --> oke ini aneh kan? kita seumur tp sama2 manggil mbak ke satu sama lain
Saya: waduh gw ngga nanya mbak, coba lo angkat aja mbak.
Anti: oke deh aku angkat aja, makasih ya mbak.--> kesannya saya yee bow yg ga sopan, dia pake 'aku' saya pake 'gw-elo' ^_^


yaaahh begitulah life in karawang^^ kota kecil dimana (ternyata) taksi pun tak ada, gimana mau taksi, di kawasan industri tempat saya kerja nyari tukang gorengan/tukang bakso lewat aja susahnya kayak nyari jodoh (-_-")