Kita pernah atau mungkin sering dihadapkan pada suatu hal
dimana semua/banyak orang melakukannya kemudian justifikasi dari hal itu adalah
hal yang biasa dilakukan, kemudian naik tingkat menjadi hal yang biasa
dilakukan-benar apabila dilakukan.
Tinjau sample yang paling update
saat ini: PILKADA DKI. Gw ga bakalan bahas tentang how great my ops was. Or otherwise
how bad the opposite was, For the record, I was choosing No. 3, by the way (haha..what’s
with the LUBER things J).
The point is, saat orang2 berbondong2 memilih calon No.2 semua hal terasa
benar. Semua hal terasa sangat biasa, krn banyak yang melakukannya. Karena banyak
orang yang menasbihkan dirinya bahwasanya pilihan tsb yg terbaik dan paling
tepat.
Gw ngga akan memaparkan betapa
salahnya pilihan itu. Gw hanya melihat dari sudut pandang gw seorang ibu Rmh
Tangga, which coincidentally memperhatikan apa yang keluarga gw akan hadapi bilamana
kita salah melangkah dalam memilih pemimpin. Dengan ilmu gw yang cetek gw
berusaha menyederhanakan kualifikasi gw. Bukan dengan seberapa tinggi prestasi
calon tsb, bukan dengan seberapa bersih calon tersebut, bukan dengan seberapa
ganteng, apalagi seberapa kaya calon tersebut. Sederhana versi gw yang ibu
rumah tangga, yang lagi berusaha melindungi anak2 kecilnya dari bahaya dunia
luar yg jahat adalah: seberapa pantas beliau kita sebut pemimpin dan seberapa
besar nilai plus pemimpin tersebut di mata agama gw: ISLAM.
Pemimpin No. 1 dari kualifikasi
pertama gw, mungkin ga masuk. I supposed say because he is not having many
experience on leading a region. He is smart, wayyyyyy smarter than the rest of
the calon. Dan dia laki2 yang bertanggung jawab sama keluarga, also dia laki2
yang taat pada orang tua, disaat dia sedang gemilang di karier nya sekarang,
dengan mudahnya dia tinggalkan demi dunia yang membesarkan nama sang Ayah. Two thumbs
up for this. Tp leading a multi cultural region, needs more than that. I’m
sorry, I can't choose you, yet.
Pemimpin No. 2. He might has the
experience. He might has the power to do what he think he needs for the sake of
this region needs. Tapi dia bukan pilihan bijak buat gw. Banyak kebijakannya
yang mudah terbantahkan bagi kami umat muslim. Penghapusan seragam hijab,
legalisasi minuman keras, reklamasi pantai hanya utk segolongan org,
penggusuran paksa, memerintah dengan kasar, dsb. Not to mentioned also, we as a
Moslem, can not choose the leader which not from our religion. Al Maidah ayat
51-52-53-54. Semua nya mengacu pada perintah yang sama. Leader disini diambil
dari kata leadership seperti kata om Wiki:
Leadership is both a
research area and a practical
skill encompassing the ability of an individual or
organization
to "lead" or guide other individuals,
teams, or entire
organizations
adalah mereka yang secara non
teknis dan teknis mempunyai skill dan kemampuan sebagai individu atau sebagai
suatu organisasi memimpin dan membimbing orang atau tim dari suatu organisasi.
Disaat kita salah memilih
pemimpin, satu organisasi atau dlm hal ini satu Jakarta akan masuk ke jalan
yang salah. What a nightmare.
Banyak hal yang saya tidak
percaya dari si calon no. 2. Terlalu byk agenda yang kita tidak bs tau. Pemimpin
itu harus transparant. Ide, apa isi di kepalanya, cara dia berorganisasi,
orang2 dibelakangnya, apa programnya, dsb. Kita mudah menilai dia karena dia pernah
menjabat, tapi kita tetap tidak tahu seberapa besar agenda dibelakang dia,
sedemikian kuat dia dilindungi oleh satu kekuatan yang menafikan kesalahan yang
jelas2 dia lakukan ke umat terbesar se Indonesia.
Mohon maaf, buat yang mendukung,
bebas2 saja. Yang membuat saya sedih, saya pernah membaca meme buatan, kurang
lebih tulisannya : “orang bilang Hujan diturunkan Tuhan untuk menghukum AHOK
dan pendukungnya, Tuhan kan tidak se baper itu”
Tulisan meme tsb sudah cukup
menyakitkan. Bagi Kami yang percaya Allah lah Tuhan semesta Alam. Dia lah yang
mengatur segalanya termasuk Hujan, badai, atau bahkan kapan kamu mau PUP
sekalipun. Tapi ada hal yang lebih menyakitkan dari itu: saya menemukan ada
teman2 saya, yang berjilbab, yang muslim, yang saya tau solatnya taat,
mentertawakan meme tsb. Hey guys, you are laughing to the joke that makes fun
of YOUR OWN GOD, MORON!!! (sorry kelepasan, emosi jiwa gw)
Dari situ, gw ngga suka calon
No. 2. Dia mungkin tidak sejahat yang kit apikirkan, tapi dari dia lah kejahatan
bisa tercipta. Sesuatu yang sudah biasa dia lakukan, kemudian akan terasa
benar, karena nantinya akan dilakukan oleh semua orang karena meniru sang
pemimpin. I’m sorry good bye utk calon no. 2
Comes to calon No. 3. Gw pun ngga
banyak tahu tentang beliau. tapi nama besar Baswedan sebagai salah satu
pahlawan Indonesia, pembawa kabar kemerdekaan Indonesia jaman penjajahan dulu,
said something. Dia bukan orang sembarangan. Not to mentioned, he is also a
lecturer, he is also calm, mature, and having no bad records behind his poltical
career. Pendek kata, dia muslim. Dan sebagai muslim, gw mau dia jadi pemimpin.
Tulisan nya jadi kemana2 yah :) cuman mau nulis aja
betapa sampahnya politik saat ini. Membuat apa yang biasa dilakukan walaupun
salah menjadi seperti benar. Menghujat agama, merasa satu golongan lebih baik
dr golongan lainnya, memusuhi kawan saudara ataupun siapapun, bahkan menghina
ulama pun, sudah speerti hal biasa, bahkan yang melakukannya adalah sesama
muslim. Nauzu billahi min dzalik. Semua itu karena 1 orang. Dan 1 orang itu
belum tentu baik. Demi Allah, semoga Allah berkenan untuk menunjukkan mana yang
benar dan mana yang salah.