Oktober 28, 2011

Beloved parents

"there's always a different style in every parenting"
jadi inget semboyan suatu web tentang parenting yang sering saya simak klo lagi nganggur (oke..mostly almost everyday, bukan krn saya nganggur yah..ehm ini ngapain saya klarifikasi ginih)
saya inget pertama kali saya tinggal dirumah mertua, bulan ketiga di perkawinan saya, banyak hal yang ga pernah saya temui sebelumnya. saya belajar bahwa setiap rumah yang kita injak mempunyai nilai dan suasana yang beda dari rumah kita. pe er saya yang terbesar saat itu adalah: harus bisa betah disini, krn disini adalah rumah saya juga. I did succeed live there for 3 years. tanpa banyak konflik yang berarti. baiknya mertua saya dan pengertian suami bisa bikin saya betah tinggal disitu. even after 3 years I have to moved to my own parents house for one another reasons.

to make a long story short,
saya berasal dari keluarga yang sangat santai, demokratis, diplomatis, open minded. papa saya seorang pensiunan pertamina yang kemudia bekerja secara freelance utk perusahaan penambangan setelah pensiun. papa yang tidak pernah ada dirumah most of his time, tapi kami ngga pernah lupa punya dia dan selalu hormat sama dia. papa yang diusianya sudah hampir kepala 6 ini, masih aktif kerja, masih aktif cari uang. buat papa, bisa membelanjakan uangnya utk anak2nya adalah kebanggaan terbesar buat dia. papa yang selalu kerja di luar kota ngga pernah bawa uang banyak dia hanya ambil 500rb dari gajinya untuk biaya jajan dia selama di perantauan utk sebulan masa kerjanya.

Mama saya yang hebat. seorang pensiunan suster. seumur hidupnya menjadi suster membuat dia jadi pribadi yang sabar. banyak hal yang aku rasa ga masuk akal bisa aja dia kerjain. seperti kalau malam2 ada tetangga minta obat dan minta dirawat anak nya yang sakit, tanpa mikir besok dia kerja, saat itu juga dia pergi kerumah tetangga itu untuk merawat anak mereka.mama kerja pagi, sebelum kerja masak makanan utk kami, ngepel rumah, kadang nyuci baju, dan masih mengurus banyak hal rumah tangga dan banyak hal sosial lainnya krn ketidak adaan papa sebagai kepala rumah tangga dan ketidak adaan papa sebagai ketua RT setempat.

most of all,
di keluarga kami, kami semua diajarkan untuk jadi pribadi yang mandiri. kenyataan bahwa kedua orang tua kami adalah pekerja diluar rumah, jarang ada dirumah, membuat saya dan saudara2 saya harus melakukan banyak hal sendiri. in my case, mulai dari sekolah, mempersiapkan semuanya, masak, mencuci baju, bayar listrik, bayar pajak, daftar sekolah, sudah saya lakukan sendiri sejak saya SMP.bukannya mereka kejam, kami masih ingat jelas rasa nya dimanjakan, but nothing last forever. they did  good things to us forced us to be independent in such an early age was a very thoughtful experience I've ever had.

banyak org yang bilang:"you wont know how it feels to be a parents as you become one"

dulu saya ngga pernah mengerti jalan pikiran kedua org tua saya yang melarang saya melakukan banyak hal. melarang saya bepergian ke tempat2 yang saya suka, melarang saya memanfaatkan waktu yang saya punya.setelah saya punya anak, tiba2 saya mengerti semua alasan itu. kadang karena UANG, kadang karena KHAWATIR, kadang karena orang tua tidak mau kita celaka. tiba2 sebagai orang tua saya bisa membaca pikiran mereka.

sekarang...
not much change,
mama saya tingga serumah dengan saya dan keluarga kecil saya. banyak hal yang saya pikir bisa mama kerjakan, karena usia, sekarang tidak bisa dia kerjakan lagi.
papa saya masih bekerja di luar kota, kata beliau, walaupun penghasilan nya tidak besar, tapi papa bekerja bukan lagi untuk keluarga nya saja, tapi kali ini untuk dirinya.

satu hal yang ngga pernah berubah:
they were are and will be the best parents I've ever had.
nothing compare to what they have done to my life. every single good things that i will copy to the way I teach my son later.

Love you all guys^^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar