September 20, 2012

A Mom with Her own struggle




“engga mom..aku ngga apa2, aku janji ngga sakit deh”

Itu yang dibilang biya kmrn sebelum akhir kami tertidur berduaan, karena sang papa sedang dinas malam. Namanya Ibu, walaupun hanya tangan anaknya yg lebih anget dr suhu biasanya, saya sudah punya feeling klo ada yang ngga beres sama kesehatan biya. Hidung mampetnya bikin suaranya yg biasa melengking jadi lebih lemah dan bindeng. Sakit hanya sedikit mungkin ngga bikin Biya kehilangan tingkah, tapi saya seorg ibu yg tetep aja ngga pernah terbiasa menghadapi anak yang sakit ngga perduli berapa pun umur sang anak.
Malamnya, saya terbangun beberapa kali, memeriksa suhu badannya yang semakin lama semakin panas. Sepertinya memang badannya sedang melawan virus yang bersarang di tubuhnya dengan menaikkan suhunya, pada pukul 1.30  dini hari pada saat sang papa pulang, saya menyerah, obat panas pun saya minumkan. Disitu Biya kembali berjanji “Biya janji ngga sakit ya mom, asal dibeliin mainan dapur2an sama kayak punya kembar (si kembar sepupunya)” saya dengan lemas menjawab “iya nak’ mom janji, ntar klo mom gajian, mom akan ajak kakak biya ke ps gembrong, walaupun ngga sama daddy”.

Paginya dengan sangat berat, saya  berangkat kerja. Jam 9 dr kntr saya telp dia, dengar suara lemah tp cerianya, saya tau dia ngga merasakan sakit. Dia anak yg kuat yg tabah yang ngga cengeng dengan segala masalah yg dia hadapi, tp ya saya ibu tetaplah ibu dgn segala kekhawatirannya. Untung hr ini jumat, bsk sudah sabtu saya bisa bebas mengurus Biya yang sakit.

Untuk saya, bekerja bukan hanya sebuah pilihan, namun keharusan. Saya yang sejak lulus kuliah thn 2004, ngga pernah menganggur, menganggap pekerjaan adalah bagian dr hidup saya. Bekerja adalah salah satu kegiatan yg wajib saya jalanin. Namun, itu sebelum Biya ada. Setelah ada Biya, bekerja tidak bisa saya pandang dengan kacamata yang sama. Bekerja menjadi suatu kegiatan yang memaksa saya untuk meninggalkan kebahagiaan saya berkumpul dirumah dengan BIya. Menghilang kesempatan saya untuk menemaninya bersekolah di PAUD. Walaupun sabtu biya juga sekolah, tp saya terlalu lelah untuk bangun pagi. Saya tidak bisa menikmati bayi Biya. Sekarang sang Biya sudah 3 th. Dan saya sudah mengandung adiknya usia kandungan saya berjalan 7bulan. Kembali saya mencari kacamata yg baru untuk melihat kegiatan bekerja saya, akan kah saya memandang pekerjaan menjadi kegiatan yang sama yang akan saya pandang dengan 2 anak menanti saya di Rumah?
Mama hanya bisa berjanji wahai 2 anak ku…mama akan bekerja untuk mencari uang, untuk menjamin kehidupan layak demi kalian, bukan semata meninggalkan kalian.

Mama berjanji, tidak akan melalaikan kebutuhan kalian, skrg, nanti, atau smp mama memutuskan dan akhirnya bisa tetap tinggal dirumah hanya demi kalian. Pekerjaan mama adalah kewajiban yg mama harus kerjakan, sedangkan kalian adalah separuh jiwa mama. Anak-anak ku sayang….Mama mohon maaf utk setiap kesempatan indah yang mama lewatkan. Insya Allah mama akan tetap bersyukur walau hanya mendengarkan lewat cerita papa-eyang-atau teteh pengasuh kalian. Mama hanya bisa berjanji, di hidup mama, sudah tidak ada lagi yang akan menarik perhatian mama selain kalian. Dan demi itu mama tidak akan melewatkan setiap kesempatan yg mama bisa utk apapun drpd menghabiskan waktu bersama kalian anak-anak ku sayang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar